Laman

Thursday, March 17, 2011

Penggalangan Dana untuk Korban Banjir Bandang Tangse

Banjir Bandang merupakan banjir di daerah di permukaan rendah yang terjadi akibat hujan yang turun terus-menerus dan muncul secara tiba-tiba. Banjir bandang terjadi saat penjenuhan air terhadap tanah di wilayah tersebut berlangsung dengan sangat cepat hingga tidak dapat diserap lagi. Air yang tergenang lalu berkumpul di daerah-daerah dengan permukaan rendah dan mengalir dengan cepat ke daerah yang lebih rendah. Akibatnya, segala macam benda yang dilewatinya dikelilingi air dengan tiba-tiba. Banjir bandang dapat mengakibatkan kerugian yang besar.
Kelestarian alam harus dijaga untuk mencegah banjir bandang, (http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_Bandang). Banjir bandang yang kerap terjadi di Indonesia akibat dari ketidak pedulian masyarakat terhadap pentingnya hutan bagi umat manusia. Hutan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan. Adanya hutan, pelestarian alam tetap terjaga dengan baik. Bisa kita bayangkan jika Indonesia hutannya gundul dan tandus, maka tak diragukan lagi bencana akan terus menerus menerkam. Pelestarian alam merupakan kewajiban seluruh komponen bangsa ini, tetapi sungguh ironis sekali jika pelestarian itu justru terganggu oleh pihak yang hanya mementingkan kepentingan pribadi untuk mendapatkan untung sebesar-besarnya.
Tangse merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Pidie. Kota Tangse yang mempunyai panorama alam yang sangat indah terletak dilintasan Pidie - Meulaboh. Lintasan jalan ini menjadi lalulintas penghubung terdekat untuk menuju Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Selatan. Kecamatan Tangse memiliki  pemandangannya yang indah dengan alamnya yang masih alami. Disamping itu Tangse juga sangat terkenal dengan kelezatan duriannya. Banyak durian yang dibawa ke Banda Aceh sering dinamakan "Durian dari Tangse". Suasana masyarakatnya yang ramah dan santun menyebabkan daerah ini menjadi daerah yang menarik untuk di kunjungi. Namun Kamis, 10 Maret 2011 yang lalu sungai meluap. Menghanyutkan berkubik-kubik kayu yang telah ditebang. Menghancurkan perumahan, jalan, dan apa saja yang ada di depan. Bahkan 12 nyawa melayang dan 8 dinyatakan hilang. Desa Peunalom 1, Peunalom 2, Layan, Blang Jeurat, Blang Dalam, Pulo Baro, Rantou Panyang, dan Blang Pandak menjadi sasaran kemarahan alam. Gubernur Aceh Irwandi Yusuf mengatakan banjir tersebut terjadi disebabkan karena illegal logging. Hasil pantauannya tersebut terbukti dengan banyaknya log kayu yang terbawa air saat banjir bandang.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap bencana alam berupa banjir bandang tersebut, mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Syiah Kuala yang bernaung pada Himpunan Mahasiswa Pendidikan Olahraga (HIMADIRGA), dengan sigap dan cepat melakukan penggalangan dana untuk meringankan penderitaan masyarakat di Tangse. Persipangan jalan di seputar Banda Aceh dijadikan sebagai tempat untuk menggalang bantuan dari pengguna jalan. Disamping itu penonton pertandingan sepakbola antara Persiraja Banda Aceh dengan Persitara juga dijadikan sebagai moment untuk mengumpulkan dana. Pada saat pertandingan sepakbola tersebut Wakil Gubernur Muhammad Nazar, S.Ag. secara spontan memberikan apresiasi yang sangat baik untuk kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa Penjaskesrek FKIP Unsyiah tersebut. Disamping itu Dekan FKIP Unsyiah Prof. Dr. M. Yusuf Aziz, M.Pd, juga ikut serta menyumbang dana untuk membantu meringankan penderitaan masyarakat Tangse yang mengalami musibah banjir bandang tersebut.
Hasil penggalangan tersebut, telah dilakukan penyaluran bantuan logistik berupa :
1. Beras Blang Bintang sebanyak 1,5 ton
2. Roti Merk Unibis isi 36 pak sebanyak 10 Karton
3. Roti ATB isi 24 bungkus sebanyak 4 karton
4. Roti Wafer Tango sebanyak 4 karton
Penyaluran bantuan tersebut langsung dilakukan oleh tim dosen dan mahasiswa kepada Posko Penanganan Bencana Alam yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah Pidie, pada Rabu, tanggal 16 Maret 2011. Posko ini diketuai oleh Sekretaris Daerah. Tim program studi berangkat dari Banda Aceh pukul  08.30 wib dan sampai di Tangse pukul 15.35 wib. Bantuan logistik tersebut diberangkat dengan menggunakan mobil L-300 yang dipinjamkan oleh Kepala Biro Kemahasiswaan Unsyiah. Sebagian lagi dimasukkan dalam mobil Inova milik Dekan FKIP Unsyiah yang dikenderai langsung oleh ketua program studi. Disamping itu, rombongan penyaluran logistik tersebut dapat berjalan dengan baik karena bantuan kenderaan berupa mobil Toyota Kapsul milik Dr. Razali, M.Pd dan mobil Toyota Avanza milik Drs. Amiruddin, M.Kes.
Wakil Bupati Kabupaten Pidie menerima rombongan pengantar bantuan logistik untuk masyarakat korban banjir Bandang di Tangse yang disaksikan oleh Bupati Aceh Utara


No comments:

Post a Comment