Laman

Tuesday, February 15, 2011

Hubungan Power Bahu dalam Permainan Bola Basket

Oleh Ifwandi
Abstrak : Cabang olahraga bola basket merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang dimainkan oleh dua regu yang bertujuan untuk dapat memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke dalam keranjang lawan. Untuk mencapai tujuan tersebut seorang pemain dituntut mampu menguasai teknik dasar permainan bola basket dengan sempurna. Salah satunya yang berperan dalam bola basket adalah seorang atlet dituntut memiliki power otot bahu yang baik sehingga gerakan-gerakan yang dilakukan efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan mengetahui  hubungan  antara power otot bahu dengan ketrampilan bermain bola basket  mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Syiah Kuala Angkatan 2004. Penelitian ini dapat digolongkan korelasional  yaitu untuk mengungkapkan  terdapat  tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel  penelitian. Dalam peneltian ini yang dijadikan  sampel penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Syiah Kuala Angkatan 2004 yang berjumlah 11 orang yang dipilih secara acak (random sampling). Hasil perhitungan korelasi atau nilai r hitung sebesar 0,839 dan apabila dibandingkan dengan nilai r tabel pada taraf signifikan 0,05 sebesar sebesar 0,602. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan power bahu berpengaruh secara langsung terhadap keterampilan bermain bola basket pada Mahasiswa Program Studi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Syiah Kuala Angkatan 2004.
PENDAHULUAN
Aktivitas olahraga dewasa ini dirasakan semakin penting dalam kehidupan masyarakat. Adapun tujuan daripada setiap orang melakukan kegiatan olahraga itu berbeda-beda. Sebagian orang melakukan kegiatan olahraga hanya sebagai pengisi waktu senggang atau hanya untuk mencari hiburan (rekreasi), sebagian lagi melakukan aktivitas olahraga untuk tujuan pencapaian kesehatan dan ada juga sebagian bertujuan untuk pencapaian prestasi. Prestasi yang ingin dicapai oleh seorang atlet dalam salah satu cabang olahraga bukan merupakan hal yang mudah. Dalam hal ini pengetahuan yang terkait mengenai manusia sebagai objek yang akan diolah prestasinya mencapai maksimal harus dimasukkan ke dalam hal yang terpadu.
Pengetahuan yang terkait di dalamnya antara lain ilmu kedokteran, ilmu fisiologi, ilmu jiwa, ilmu gizi dan ilmu kepelatihan. Hal ini membukti-kan bahwa banyak sekali faktor yang menentukan tercapainya prestasi olahraga. Faktor-faktor tersebut seperti keadaan gizi, postur tubuh, kecerdasan, kehidupan sosial, sarana dan prasarana serta pelatih yang berpengalaman.
Cabang olahraga bola basket merupakan permainan yang sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat baik di Indonesia, China, Amerika Utara dan Eropah. Permainan bola basket disamping diminati oleh kaum pria juga sangat disenangi oleh kaum wanita. Cabang olahraga bola basket juga merupakan salah satu permainan yang paling digemari dan disenangi oleh para siswa, mahasiswa dan para pemuda. Permainan bola basket juga dikenal hampir di seluruh negara-negara di dunia. Hal ini terlihat dari keikutsertaan negara-negara pada kejuaraan-kejuaraan bertaraf internasional seperti Asean Games dan Olimpiade. Hampir setiap negara mengirimkan atlet bola basket untuk mewakili negaranya masing-masing.
Bagi negara-negara yang berada di benua Eropah, permainan bola basket diajarkan di sekolah-sekolah lanjutan pertama baik putera maupun puteri. Di sekolah lanjutan ini mulai tampak bahwa permainan bola basket sangat digemari. Oleh karena itu tidak mengherankan kalau bermunculan klub-klub junior baik yang sungguh-sungguh membina pemainnya untuk dijadikan pemain profesional maupun klub-klub yang hanya sekedar menampung penggemar-penggemar permainan bola basket.
Perkembangan olahraga bola basket di Indonesia mengalami perubahan yang pesat. Hal ini diakibatkan karena olahraga bola basket ini sangat digemari oleh masyarakat luas dan juga tidak membutuhkan lapangan yang terlalu luas dan juga peralatan yang tidak terlalu mahal. Peralatan yang digunakan masih mampu dijangkau oleh golongan lapisan masyarakat sederhana. Sedangkan jumlah pemainnya hanya lima orang dalam satu regu. Disamping itu olahraga bola basket ini juga merupakan olahraga yang dikembangkan di sekolah-sekolah sebagai pengisi kegiatan ekstra kurikuler.
Permainan bola basket juga berkembang dalam lingkungan masyarakat, sekolah maupun perguruan tinggi. Pembelajaran olahraga di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, khususnya permainan bola basket merupakan bagian dari kurikulum pendidikan jasmani, juga dapat dijadikan sebagai ajang prestasi antar sekolah. Sedangkan di lingkungan masyarakat olahraga bola basket mempunyai kebanggaan tersendiri apabila dalam suatu turnamen mampu memperoleh juara atau prestasi. Sehubungan dengan nama harum lingkungan daerah, maka dalam masyarakat muncul klub-klub bola basket yang terbina oleh para pemuda pencinta olahraga ini. Sehingga dengan demikian  dalam wilayah Daerah Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam telah muncul berbagai klub bola basket yang terbina secara baik.
Pembinaan bola basket oleh masyarakat disebabkan permainan bola basket disamping mampu untuk meningkatkan keterampilan pemain juga mempunyai ketentuan-ketentuan dan persyaratan yang harus diperhatikan oleh kedua pihak yang bermain. Atlet bola basket dituntut memiliki teknik bermain sebaik mungkin. Adapun teknik-teknik yang terdapat dalam permainan bola basket tersebut adalah : melempar dan menangkap bola, menembak bola ke keranjang dan menggiring bola.
Daya ledak (power) otot bahu merupakan komponen yang sangat dominan dalam mempengaruhi ketrampilan bermain bola basket. Hal ini dapat dilihat dari gerakan yang dilakukan oleh pemain, yaitu berusaha untuk melontarkan bola ke arah depan dalam jarak yang maksimal. Lontaran bola yang dilakukan merupakan gabungan komponen kekuatan otot dan kecepatan untuk mengerahkan otot dalam upaya mencapai jauhnya operan, ketepatan menembak dan ketrampilan menggiring bola. Untuk itu penulis berkeinginan untuk membuktikan hal tersebut melalui suatu penelitian.
 Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara power otot bahu dengan ketrampilan bermain bola basket pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Syiah Kuala Angkatan 2004.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi pembina, pelatih dan atlet serta guru olahraga dalam rangka menerapkan program latihan untuk peningkatan atlet cabang olahraga bola basket.
KERANGKA PEMIKIRAN
Sejarah Perkembangan Bola Basket
Permainan bola basket pertama sekali diperkenalkan oleh bangsa Amerika yaitu pada tahun 1891 di Springfield College (Akademi kota Springfield) di negara bagian Massachusets oleh Dr. James Naismith dan merupakan satu-satunya cabang olahraga internasional yang telah berkembang dalam kebudayaan Amerika serta kepada masyarakat dunia.
Latar belakang lahirnya olahraga bola basket ini disebabkan karena kurangnya minat akan gerak badan pada musim dingin yang panjang, sehingga saat  itu  timbul keinginan untuk menciptakan salah satu cabang olahraga baru yang menyenangkan, mudah dipelajari dan menghindari permainan kasar. Dr. James Naismith mampu memenuhi keinginan tersebut. Pada permulaan permainan ini diciptakan, James Naismith memaku dua buah keranjang buah-buahan pada dinding tembok dan melemparkan bola ke dalam keranjang tersebut.
Semenjak diciptakan permainan bola basket, perkembangannya mengalami perubahan yang sangat pesat dan terus menerus dilakukan penyempurnaan, baik peraturan  maupun teknik permainannya. Pertama sekali diizinkan tiga sampai empat puluh pemain dalam setiap regu. Sedangkan setelah mengalami perkembangan pada akhirnya jumlah pemain setiap regunya terdiri dari lima orang.
Permainan bola basket saat ini sudah berkembang, diperkirakan bahwa di Amerika Serikat kira-kira 150 orang penggemar setiap  tahunnya  menonton pertandingan bola basket pada segala tingkat. Negara bagian Amerika Serikat kini mengakhiri musim-musim belajar di Sekolah Lanjutan Atas dengan pertandingan-pertandingan dan sampai saat ini telah menjadi tradisi (Perry, 1985). Lebih lanjut Ambler (1986) mengatakan : Di Eropa dalam tahun 1960 telah berkembang olahraga mini bola basket. Bola yang digunakan adalah bola yang lebih kecil dan lebih ringan. Sementara tiangnyapun dipakai tiang tiang yang lebih rendah. Mini bola basket diciptakan untuk anak-anak berusia delapan sampai tiga belas tahun.
Berdasarkan kutipan di atas jelas terlihat bahwa permainan bola basket telah banyak mengalami perkembangan sejak pertama diciptakan sampai sekarang ini. Sedangkan perkembangan olahraga bola basket di Indonesia juga mengalami perkembangan yang cukup baik. Permainan bola basket masuk ke Indonesia setelah perang dunia ke II, dibawa oleh perantau-perantau Cina dan berkembang dengan cepat, sehingga pada PON I pada tahun 1948 di Surakarta, bola basket telah dicantumkan dalam acara resmi (Abdoellah, 1985).
Berdasarkan kutipan di atas dapatlah kita ketahui bahwa bangsa Indonesia telah lama mengenal permainan bola basket. Sampai saat ini pertumbuhan permainan bola basket di Indonesia telah banyak mengalami perkembangan, baik ditingkat daerah maupun di tingkat nasional.
Pengertian Power Otot Bahu
Power adalah perkalian antara kekuatan dengan kecepatan. Kekuatan merupakan kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Latihan yang cocok untuk mengembangkan kekuatan adalah  latihan-latihan tahanan, dimana harus mengangkat, mendorong atau menarik suatu beban. Sedangkan kecepatan adalah kemampuan seseorang bergerak dengan waktu yang relatif singkat.
Dalam rangka mengembangkan power otot bahu latihan yang dilakukan bisa berupa latihan beban. Beban latihan dapat berupa anggota tubuh ataupun beban bobot dari luar. Agar efektif hasilnya, latihan-latihan tahanan haruslah dilakukan sedemikian rupa sehingga atlet harus dapat mengeluarkan tenaga maksimal atau hampir maksimal untuk menahan beban tersebut. Demikian pula beban tersebut harus sedikit demi sedikit bertambah berat agar perkembangan otot terjamin. Latihan-latihan tahanan haruslah selalu merupakan latihan  tahanan yang progresif (progresif Resistance Training), dan tidak terhenti pada suatu berat beban atau bobot tertentu.
Power merupakan unsur yang paling penting yang harus dimiliki dalam setiap cabang olahraga, hal ini dikarenakan di dalam power terdapat kekuatan dan kecepatan. Harsono (1988) mengatakan : "Power adalah hasil dari force X Velocity, dimana force adalah sepadan dengan kekuatan, dan velocity sama dengan speed atau kecepatan".
Berdasarkan pendapat di atas beberapa pakar menyebutkan ada dua unsur penting dalam power adalah : kekuatan otot dan kecepatan otot. Secara ringkas dapat disimpulkan batasan power adalah kemampuan otot untuk mengarahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat.
Keterkaitan antara power otot bahu dengan cabang olahraga bola basket adalah dimana permainan bola basket membutuhkan kekuatan otot bahu yang besar untuk melempar, menggiring maupun memasukkan bola ke dalam  keranjang. Disamping itu permainan bola basket juga membutuhkan kecepatan dalam melempar, menggiring dan menembak bola dalam memperoleh hasil yang maksimal.
Teknik Dasar Permainan Bola Basket
Dalam mempersiapkan atlet bola basket yang handal, maka prinsip-prinsip dasar yang harus dikuasai oleh pemula adalah teknik menggiring bola (dribbling), menembak bola ke keranjang (shooting), menangkap dan mengoperkan bola dengan baik. Ambler, (1986) mengungkapkan : Ketrampilan terpenting dalam permainan bola basket adalah kemampuan untuk "shooting" atau menembak bola ke dalam keranjang. Ketrampilan ini merupakan suatu ketrampilan yang mampu memberikan hasil nyata secara langsung. Selain itu memasukkan bola  ke dalam keranjang merupakan inti dari strategi permainan bola basket.
Teknik dasar permainan bola  basket  tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut :
Operan Bola dengan Dua Tangan Depan Dada (Chess Pass)
Chess pass merupakan salah satu teknik dasar operan dalam permainan bola basket. Chess pass merupakan operan yang dilakukan di depan dada dengan menggunakan dua tangan. Banyak pemain bola basket dalam  permainannya gagal menggunakan operan ini sehingga bola dapat dikuasai oleh pihak lawan, hal ini disebabkan karena tidak mengertinya pemain pada keadaan bagaimana harus melakukan operan ini. Abdoellah (1981) menjelaskan : Operan tolakan dada (Chess pass) sangat bermanfaat untuk jarak pendek dengan perhitungan demi kecepatan dan kecermatan dimana kawan yang akan menenrima bola tidak terjaga dengan ketat". Teknik pelaksanaan operan chess pass yang benar adalah sebagai berikut : 1) siku dalam keadaan ditekuk dan melekat disamping badan, kedudukan siku diatur sedemikian rupa sehingga bola terletak di depan dada kira-kira sejengkal dari dada; 2) sikap kaki dapat sejajar atau kuda-kuda; 3) lutut agak ditekuk, badan condong ke depan, dengan memperhatikan keseimbangan dan sikap santai; 4) operan dilakukan dengan mengambil awalan (menarik bola ke arah dada), kemudian bola ditolak lurus ke depan dengan pergelangan tangan dilecutkan sehingga jari-jari tangan menghadap ke bawah; 5) arah operan setinggi dada atau antara pinggang dan bahu penerima; dan 6) bersamaan dengan gerak perlepasan bola, berat badan dipindahkan ke depan (Surayin, 1988).
Operan Dua Tangan di Atas Kepala
Teknik mengoperkan bola diatas kepala merupakan teknik operan dengan cara mengalih-tangankan bola yang sering digunakan dalam permainan bola  basket modern. Bola dilemparkan dari posisi di depan atas kepala dengan gerakan pergelangan tangan ke arah bawah yang kuat sekali. Perhatikan tanda isyarat yang diberikan oleh penerima bola, (Ambler, 1986).
Operan dua tangan di atas kepala ini biasanya dilakukan oleh pemain-pemain yang bentuk tubuhnya jangkung, sehingga mampu melampaui daya raih lawan. Operan ini juga digunakan untuk operan yang cepat.
Operan dari Samping
Operan dari samping badan digunakan untuk operan jarak sedang, antara 8 sampai 20 meter. Operan ini biasanya digunakan untuk serangan kilat yang temponya sangat cepat. Dalam hal ini Ambler (1986) mengemukakan : Mengoperkan bola dengan tangan dan posisi seperti akan melemparkan lembing, sangat berguna untuk melemparkan bola agar dapat mencapai jarak menengah dan jauh. Lemparan ini baik sekali untuk dilemparkan ke arah teman seregu yang sedang bergerak menuju ke pertahanan lawan. Jari-jari tangan harus terbuka lebar, dan bola dipegang selama mungkin untuk mengontrol arah dengan cepat. HIndarkan melempar bola terlalu tinggi.
Operan Bawah Dua Tangan
Operan bola dengan teknik "hand-off" adalah mengoper bola dari suatu posisi berdekatan dan paling banyak digunakan bila para pemain berkumpul mengerumuni pemain yang sedang memegang bola. Bola biasanya diberikan dengan satu atau dua tangan, sehingga pemegang bola dapat berputar untuk melindungi bolanya, (Ambler, 1986).
Mengoper bola dari bawah ini sangat baik dilakukan untuk operan jarak dekat terutama sekali bila lawan melakukan penjagaan secara berkerumun, satu atau lebih.
Teknik Menangkap Bola (Catching)
Teknik dasar menangkap bola merupakan teknik dasar yang merupakan hal terpenting yang harus dimiliki oleh seorang atlet bola basket. Menangkap bola dapat dilakukan di atas kepala, di samping badan, di depan dada dan juga dari bawah baik dengan satu tangan maupun dengan dua tangan. Pelaksanaannya adalah sebagai berikut : "Bola terselip di antara dua telapak tangan melekat pada bagian samping bola sedikit lebih ke belakang. Jari-jari terbuka secara lentuk, kedua ibu jari terletak dekat dengan badan di belakang bola dan menghadap ke arah tengah depan. Bola harus diamati terus selama melayang di udara menuju ke tangan penerima. Untuk menghindari pukulan terhadap tangan yang terlampau kuat, jari-jari digunakan sebagai bantalan. Pemain lawan sama sekali tidak diberi kesempatan untuk merampas bola, (Ambler, 1986).
Menggiring Bola (Dribbling)
Pemain pemula umumnya cenderung untuk melihat ke arah bola dalam tahap permulaan dari kemampuan dalam mengontrol bola. Dianjurkan untuk merasakan bola daripada membantingnya, menjaga agar pergerakan tangan tetap lincah dan mendorong bola ke lantai dengan gerakan terkontrol. Usahakan agar tangan selalu menempel selama mungkin dengan bola. Kedua tangan harus dilatih untuk melakukan dribbling dan usahakan bola selalu berada di depan bila bertemu dengan lawan, (Ambler, 1986)
Menembak Bola ke dalam Keranjang
Menembak bola ke dalam keranjang ada dua cara yaitu dengan mempergunakan satu tangan dan dua tangan. Menembak satu tangan harus diutamakan, sebab kecepatan menembak lebih terjamin bila dibandingkan dengan menembak dengan dua tangan. Shooting merupaka suatu ketrampilan yang paling penting dalam permainan bola basket, karena tanpa memiliki ketrampilan ini seluruh ketrampilan lainnya akan sia-sia.
Pengaruh Power Bahu Dalam Permainan Bola Basket
Permainan Bola Basket merupakan suatu permainan yang membutuhkan gerakan-gerakan yang cepat. Kecepatan gerakan yang dilakukan oleh pemain bola basket sangat didukung oleh kemampuan kekuatan otot. Kemampuan dasar yang pertama harus dimiliki oleh pemain bola basket adalah kekuatan yang berhubungan dengan gerakan-gerakan yang dilakukan untuk mendahului lawan dalam usaha memasukkan bola ke keranjang basket.
Bola yang dimainkan oleh pemain dalam permainan bola basket sangat berbeda dengan bola yang dimainkan oleh pemain sepakbola. Bola basket dimainkan dengan menggunakan kedua tangan baik untuk menggiring, membagi bola untuk teman seregu (operan) maupun untuk memasukkan bola kekeranjang basket (shooting). Mengingat permainan bola basket sangat dominan menggunakan kedua tangan, maka kekuatan dan kecepatan kedua tangan pemain bola basket sangat perlu diperhatikan dengan baik. Dengan demikian kemampuan bermain bola basket dapat ditingkatkan dengan baik pula.
Lebih lanjut Abdoellah (1981) menjelaskan bahwa : “Operan tolakan dada dengan menggunakan kedua tangan sangat bermanfaat untuk menyerang jarak pendek, dengan perhitungan demi kecepatan dan kecermatan kawan yang akan menerima tidak terjaga dengan ketat". Disamping itu peranan tangan dalam memasukkan bola ke keranjang basket juga sangat memegang peranan penting. Hal ini didasarkan pada berat bola basket yang berkisar antara 600 - 650 gr. Artinya lebih dari 0,5 kg berta bola harus dilayangkan untuk memasukkan bola ke keranjang yang memiliki lebih kurang 2,75 meter. (lihat sub bab peraturan permainan bola basket).
Komponen kekuatan dan kecepatan yang dimiliki oleh pemain basket yang baik akan menimbulkan power yang baik pula. Power lengan yang baik dari pemain akan lebih memudahkan pemain untuk dapat menguasai bola basket dalam usaha memasukkan bola ke keranjang basket.
METODE
Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional (Correlational studies). Arikunto (1991) menjelaskan bahwa : “Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan terdapat tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel penelitian. Besarnya atau tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi”.
Penelitian yang dilakukan dapat dikatakan sebagai penelitian bertujuan untuk mengungkapkan terdapat tidaknya hubungan antara variabel power bahu dengan keterampilan bermain bola basket pada subjek penelitian.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk pengukuran lapangan (Field Research). Bentuk pengukuran lapangan yang digunakan adalah mengukur power bahu melalui tes Two Hand Medicine Ball Push, yang mempunyai berat 2,5 Kg. Sedangkan untuk keterampilan bermain bola basket digunakan tes keterampilan bola basket.
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari Mahasiswa Program Studi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh yang berjumlah 60 orang. Sedangkan sampel penelitian adalah 11 orang Mahasiswa yang dipilih secara acak (random sampling)
Untuk mengukur komponen power otot bahu dapat digunakan tes Two hand medicine ball push, (Nurhasan, 1992) Bola Medicine mempunyai berat 2,5 Kg. Sedangkan pengukuran ketrampilan bermain bola basket dilakukan dengan tes pengukuran lapangan tentang tes ketrampilan bermain bola basket seperti : memantul bola ke dinding, menggiring bola di lapangan dan menembak bola ke keranjang basket. Ketiga nilai tersebut kemudian dijumlahkan menjadi nilai ketampilan bermain bola basket. Selanjutnya nilai tersebut ditranspormasikan dalam nilai T-score.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan rangkaian pelaksanaan  penelitian  yang dilakukan, maka telah diperoleh data tentang kemampuan power bahu dan keterampilan bermain bola basket pada Mahasiswa Program Studi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Syiah Kuala Angkatan 2004.
Nilai rata-rata kemampuan power bahu berjumlah : 4,29 meter yang  berkatagori sedang. Sedangkan rata-rata tingkat keterampilan bermain bola basket mempunyai indeks prestasi sebesar 208,36 yang berkatagori Baik.
Berdasarkan perhitungan tersebut di atas, maka penyimpangan yang terjadi untuk variabel kemampuan power bahu (SD) sebesar 10,04 dan untuk keterampilan bermain bola basket (SD ) sebesar 28,85.
Perhitungan data dengan menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson, diperoleh hasil korelasi antara kemampuan power bahu (variabel X) dengan keterampilan bermain bola basket Mahasiswa Program Studi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Syiah Kuala Angkatan 2004 sebesar 0,839.
Hasil pengukuran lapangan dan pengolahan data, menunjukkan kebenaran atau diterima tidaknya hipotesis yang telah diajukan sebagaimana yang telah penulis kemukakan terdahulu. Setelah diperoleh hasil perhitungan korelasi atau nilai r hitung sebesar 0,839 dan apabila dibandingkan dengan nilai r tabel pada taraf signifikan 0,05 sebesar sebesar 0,602. Hasil perbandingan ini dapat disimpulkan bahwa nilai r hitung > r tabel maka hipotesis alternatif (Ha) dapat diterima kebenarannya. Hal ini membuktikan secara meyakinkan bahwa kemampuan power bahu berpengaruh secara langsung terhadap keterampilan bermain bola basket pada Mahasiswa Program Studi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Syiah Kuala Angkatan 2004.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pengujian terhadap hipotesis alternatif yang telah diajukan, maka uji korelasi Product Moment dari Pearson pada taraf nyata alpha 0,05 sangat terbukti bahwa kemampuan power bahu berpengaruh secara meyakinkan terhadap tingkat keterampilan bermain bola basket. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan r-hitung > r-tabel dan t-hitung > t-tabel, sebagaimana yang terdapat dalam perhitungan uji hipotesis.
Hubungan ini terjadi disebabkan karena kebutuhan kemampuan power bahu, merupakan kemampuan yang sangat mendasar untuk pembinaan olahraga permainan, khususnya permainan bola basket. Kemampuan power bahu merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemain basket untuk mempergunakan sistem antropometri dan komponen dasar tubuh yaitu kekuatan dan kecepatan gerak serta kemampuan jantung-paru dan sistem peredaran darah dengan baik pada saat aktivitas fisik, (Pate, 1993). Disamping itu faktor kondisi fisik lain, seperti  kelentukan,  kelincahan  dan  ketepatan serta koordinasi gerak juga turut mendukung keterampilan bermain
bola basket. Seperti yang telah diutarakan bahwa selain faktor kondisi fisik, faktor antropometri juga berperan dalam peningkatan bermain bola basket. Faktor antropometri meliputi tinggi badan, berat badan yang ringan serta bertungkai panjang. Badan yang tinggi mempunyai tungkai yang panjang, dan pada otot yang panjang akan menimbulkan pemanfaatan kekuatan dan kecepatan secara lebih baik. Pada akhirnya akan dapat menghasilkan tenaga ledak otot yang sangat besar. Daya ledak otot merupakan salah satu faktor pendukung dalam menghasilkan suatu prestasi lompatan vertikal maupun horizontal. Daya ledak otot ini merupakan perkalian yang terjadi dari kekuatan otot dengan kecepatan yang dimiliki oleh seseorang. Dengan demikian kekuatan dan kecepatan sebaiknya harus dimiliki oleh atlet olahraga permainan, (Hidayat, 1992)
Lebih lanjut Harsono (1988) mengemukakan bahwa : "Pada olahraga permainan yang dominan menggunakan tungkai dan lengan, maka unsur-unsur yang perlu diperhatikan adalah kekuatan otot  punggung, kekuatan  tungkai, agilitas, kelenturan dan power yang prima". Dalam usaha tersebut, yang perlu diperhatikan adalah program latihan yang diberikan untuk usia muda atau usia 12-14 tahun, sebaiknya jangan terlalu berat. Sumosardjuno (1990) menjelaskan bahwa : "Pemantapan unsur kondisi fisik pada umur 7-13 tahun harus ditangani dengan jenis-jenis permainan tanpa terlalu banyak latihan yang terlalu terorganisir secara ketat karena akan menjadi beban fisiologis maupun psikologis".
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa permainan bola basket merupakan suatu permainan yang sangat membutuhkan koordinasi gerak secara baik. Disamping itu bentuk tubuh yang atletis, perbandingan timbangan berat tubuh yang baik, dan susunan saraf yang kondusif juga sangat diperlukan.
Unsur- unsur dasar bagi suatu prestasi permainan bola basket meliputi faktor-faktor antropometri, seperti tinggi badan, panjang tungkai, dan berat badan yang ringan. Disamping itu faktor fisik lain yang mendasar adalah unsur kekuatan, kecepatan dan daya ledak otot (power) bahu dan tungkai serta koordinasi dari teknik-teknik dasar permainan perlu dibina dan dikembangkan.
PENUTUP      
Simpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan data dan analisis data yang telah dilakukan tentang pengukuran kemampuan power bahu dan keterampilan bermain bola basket pada Mahasiswa Program Studi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Syiah Kuala Angkatan 2004 dapat ditarik simpulan bahwa : 1) rata-rata kemampuan power bahu yang dimiliki oleh   Mahasiswa Program Studi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Syiah Kuala Angkatan 2004 sebesar 4,29 meter yang  berkatagori sedang; 2) rata-rata tingkat keterampilan bermain bola basket Mahasiswa Program Studi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Syiah Kuala Angkatan 2004 mempunyai indeks prestasi sebesar 208,36 yang berkatagori Baik; 3) terdapat hubungan yang sangat nyata antara kemampuan power bahu dengan tingkat keterampilan bermain bola basket pada Mahasiswa Program Studi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Syiah Kuala Angkatan 2004. Hal ini dibuktikan dengan    perbandingan r-hitung = 0,84 > r-tabel = 0,602 dan t-hitung = 4,63 > t-tabel = 2,262 pada taraf alpha 0,05.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh  serta kesimpulan yang telah penulis simpulkan, maka dapat diajukan beberapa saran untuk para pembina, pelatih, guru pendidikan jasmani, maupun masyarakat penggemar olahraga permainan bola basket untuk dapat memperhatikan  hasil penelitian ini dengan baik dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka persiapan atlet bola basket yang bermutu. Selanjutnya untuk para peneliti yang berkeinginan untuk melanjutkan penelitian ini, penulis sarankan agar dapat meneliti faktor-faktor lain yang juga dominan mempengaruhi prestasi permainan bola basket. Dengan demikian perkembangan dan peningkatan prestasi bola basket di Nanggroe Aceh Darussalam terus mendapat perhatian dari berbagai pihak. Pada akhirnya nama harum daerah akan menjadi sumbangan yang sangat baik bagi mata nasional maupun internasional.

KEPUSTAKAAN
Abdoellah, A. 1985. Olahraga untuk Perguruan Tinggi. PT. Sastra Budaya : Yogyakarta
Ambler, V. 1986. Petunjuk untuk Pelatih dan Pemain Bola Basket. Pioner : Bandung
Arikunto, S. 1991.  Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktik. Edisi Revisi. Rineka Cipta : Jakarta
Harsono, 1988. Coaching dan Aspek-aspek psikologis Dalam Coaching. CV. Tambak Kusuma : Jakarta
Hidayat, I. 1992. Pengetahuan Dasar Gerak.  Depdikbud, Universitas Terbuka : Jakarta
Isparjadi. 1988. Statistik Pendidikan. Rajawali Press : Jakarta
Nurhasan, 1992. Tes dan Pengukuran Olahraga, dalam Lutan, R. dkk. 1992. Manusia dan Olahraga. ITB & FPOK IKIP Bandung : Bandung
Pate, dkk. 1993. Dasar-dasar Ilmiah Kepelatihan. Terjemahan Dwijowinoto, IKIP Semarang Press ; Semarang
Perry, H. R. 1985. Bimbingan Bermain Bola Basket. Mutiara Sumber Widya : Jakarta
Sumosardjuno, S. 1990 : Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga. Jakarta : PT. Bina Cipta
Surahcmad, W. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar Metode dan Tehnik. Tarsito : Bandung
Surayin. 1988. Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Ganeca Exact : Bandung
Suryabrata, S. 1994. Metodologi Penelitian. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta
Wirjasantosa, R. 1984. Supervisi  Pendidikan  Olahraga. Universitas Indonesia Press : Jakarta



 

No comments:

Post a Comment